Kilaskota.com
Selasa, November 18, 2025
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Daerah
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Ekonomi
  • Peristiwa
  • Hukrim
  • Olahraga
  • Wisata
  • Nasional
  • Daerah
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Ekonomi
  • Peristiwa
  • Hukrim
  • Olahraga
  • Wisata
No Result
View All Result
Morning News
  • Beranda
  • Nasional
  • Politik
  • Ekonomi
  • Daerah
  • Hukrim
  • Pemerintahan
  • Olahraga
  • Wisata
Home Opini

Bisnis Atas Nama Rakyat: Jejak Wagub Maluku Dari Pala Ke Budidaya Udang

Redaksi by Redaksi
Senin, 25 Agustus 2025
A A

Penulis: Fadel Rumakat Aktivis Muda Maluku

Ambon, Kilaskota.com —Di Maluku, nama rakyat sering kali menjadi mantra sakti. Ia dipakai untuk membungkus hampir semua kebijakan dan inisiatif pejabat publik, seolah setiap langkah semata-mata demi kesejahteraan masyarakat. Namun dalam praktiknya, kepentingan rakyat kerap hanya jadi bungkus retoris, sementara substansi yang mengemuka adalah bisnis dan akumulasi keuntungan pribadi. Fenomena ini tampak jelas dalam jejak ekonomi Wakil Gubernur Maluku, yang dalam beberapa tahun terakhir aktif mempromosikan budidaya pala hingga tambak udang dengan narasi besar “untuk rakyat.”

Sejak awal, komoditas pala dijadikan simbol kebangkitan ekonomi Maluku. Dengan sejarah panjang sebagai rempah strategis dunia, pala kembali dijual sebagai kebanggaan identitas sekaligus pintu ekspor. Wagub Maluku gencar mengampanyekan peningkatan produksi pala, bahkan menghadirkan investor untuk memperluas skala industri. Narasi yang dibangun sederhana: meningkatkan ekspor pala berarti meningkatkan pendapatan petani. Namun, fakta lapangan menunjukkan tidak sesederhana itu.

Pertama, sebagian besar petani pala di Maluku tidak memiliki akses ke pasar ekspor. Mereka tetap bergantung pada pengepul yang memainkan harga. Kedua, industrialisasi pala lebih banyak menguntungkan kelompok pemodal yang mampu menguasai rantai distribusi, bukan petani kecil. Ketiga, program pemerintah untuk revitalisasi pala sering berhenti pada seremoni penanaman dan janji bibit unggul tanpa keberlanjutan. Dengan kata lain, pala lebih menjadi komoditas politik ketimbang solusi ekonomi rakyat.

Baca Juga :

Gagalnya Pengusulan Pahlawan AM Sangadji: Bukti Maluku Tak Punya Strategi Politik Kebudayaan Di Pusat

Gagalnya Pengusulan Pahlawan AM Sangadji: Bukti Maluku Tak Punya Strategi Politik Kebudayaan Di Pusat

Senin, 10 November 2025
Keberpihakan Menteri Hukum, dan Hilangnya Rasionalitas

Keberpihakan Menteri Hukum, dan Hilangnya Rasionalitas

Minggu, 5 Oktober 2025

Kini, pola yang sama muncul dalam promosi budidaya udang. Wagub Maluku dengan lantang menyebut tambak udang sebagai masa depan ekonomi daerah. Retorikanya: Maluku memiliki garis pantai panjang, laut yang bersih, dan potensi perikanan yang melimpah—semua modal itu harus dimanfaatkan untuk industri tambak modern. Sekilas, narasi ini terdengar logis. Tetapi, siapa sebenarnya yang akan menguasai tambak-tambak udang itu?

Pengalaman di berbagai daerah lain di Indonesia menunjukkan bahwa industri tambak udang super-intensif umumnya melibatkan investasi besar. Modal miliaran rupiah diperlukan untuk lahan, infrastruktur, hingga sistem manajemen air. Petani kecil nyaris mustahil masuk dalam skema ini kecuali sebagai buruh murah. Apabila model investasi semacam ini didorong di Maluku, besar kemungkinan rakyat hanya menjadi penonton—atau bahkan korban—dari proyek-proyek yang dipromosikan “atas nama mereka.

Selain itu, ekspansi tambak udang berpotensi menimbulkan persoalan lingkungan yang serius. Perubahan ekosistem pesisir, pencemaran limbah, hingga konflik lahan dengan masyarakat adat bisa muncul sewaktu-waktu. Ironisnya, isu-isu krusial seperti ini jarang disentuh dalam narasi optimistis sang Wagub. Lagi-lagi, rakyat ditempatkan hanya sebagai ornamen legitimasi, bukan sebagai subjek utama pembangunan.

Pertanyaan mendasar kemudian muncul: apakah orientasi kebijakan ini benar-benar berpihak pada rakyat atau sekadar memperluas portofolio bisnis elit politik daerah? Bila menilik jejak retoris dari pala ke udang, pola framing yang berulang terlihat jelas. Proyek-proyek ekonomi besar dilabeli sebagai strategi menyejahterakan masyarakat, padahal mekanisme partisipasi rakyat nyaris tidak pernah dijamin.

Kritik ini penting, sebab konsekuensinya menyangkut arah pembangunan Maluku ke depan. Jika strategi pembangunan hanya menjadi etalase investasi tanpa memastikan distribusi keuntungan yang adil, maka kesenjangan akan semakin melebar. Maluku bisa saja mencatat kenaikan nilai ekspor pala dan udang, tetapi angka kemiskinan di desa-desa tetap stagnan. Rakyat tidak otomatis sejahtera hanya karena komoditas daerahnya diperdagangkan di pasar global.

Lebih jauh, cara-cara framing bisnis atas nama rakyat ini juga berbahaya bagi demokrasi lokal. Ia menciptakan ilusi bahwa pemimpin selalu hadir demi kepentingan bersama, padahal kepentingan pribadi dan kelompoknya terselip di balik layar. Dalam jangka panjang, legitimasi politik dibangun di atas propaganda kesejahteraan semu. Rakyat yang kritis terhadap kebijakan mudah dilabeli “anti pembangunan,” sementara pejabat bebas bergerak dengan stempel populis.

Tentu, tidak ada yang salah dengan inovasi ekonomi berbasis pala maupun udang. Maluku memang butuh terobosan untuk keluar dari jebakan daerah kaya sumber daya tetapi miskin pengelolaan. Namun, pendekatan yang dipilih mestinya transparan, partisipatif, dan benar-benar mengakar pada kebutuhan rakyat. Bukan sekadar menjadikan nama rakyat sebagai jubah politik untuk melindungi kepentingan bisnis segelintir elit.

Karena itu, ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi. Pertama, setiap proyek strategis seperti budidaya udang harus dibuka secara transparan, mulai dari siapa investor yang terlibat, berapa modal yang digelontorkan, hingga bagaimana skema bagi hasilnya. Kedua, rakyat harus dilibatkan sejak awal dalam perencanaan, bukan hanya dijadikan obyek seremoni. Ketiga, keberlanjutan lingkungan harus menjadi syarat mutlak, sebab kerusakan ekosistem pesisir akan langsung menghantam kehidupan masyarakat Maluku yang mayoritas hidup dari laut.

Kita tidak boleh lagi terjebak pada retorika “atas nama rakyat” yang hanya berfungsi sebagai bendera. Maluku sudah terlalu lama hidup dalam paradoks: kaya akan sumber daya, tetapi rakyatnya tetap miskin. Jika elit politik masih terus menjadikan bisnis sebagai prioritas pribadi lalu mengklaimnya demi rakyat, maka masa depan pembangunan hanya akan menjadi sandiwara panjang.

Jejak dari pala ke udang seharusnya memberi pelajaran, bukan sekadar catatan keberulangan. Rakyat Maluku membutuhkan pemimpin yang tidak hanya piawai berbisnis, tetapi juga berani memastikan setiap keuntungan yang dihasilkan kembali pada mereka yang paling berhak: rakyat itu sendiri.(Redaksi)

Berita Terkait

Gagalnya Pengusulan Pahlawan AM Sangadji: Bukti Maluku Tak Punya Strategi Politik Kebudayaan Di Pusat

Gagalnya Pengusulan Pahlawan AM Sangadji: Bukti Maluku Tak Punya Strategi Politik Kebudayaan Di Pusat

by Redaksi
Senin, 10 November 2025
0

Penulis: Fadel Rumakat Pegiat Sosial Jakarta, Kilaskota.com —Tahun ini, ketika pemerintah pusat mengumumkan daftar penerima gelar Pahlawan Nasional, nama AM...

Keberpihakan Menteri Hukum, dan Hilangnya Rasionalitas

Keberpihakan Menteri Hukum, dan Hilangnya Rasionalitas

by Redaksi
Minggu, 5 Oktober 2025
0

Penulis: Muhammad Ridwan Pene, SH Advokat/ Wakil sekretaaris DPC PPP Kota Ambon Ambon, Kilaskota.com —Partai Persatuan Pembangunan (PPP) baru saja...

BUMD SBT Harus Dilahirkan, Bukan Diambil Alih Gubernur HL dan MEA

BUMD SBT Harus Dilahirkan, Bukan Diambil Alih Gubernur HL dan MEA

by Redaksi
Rabu, 3 September 2025
0

Penulis : Fadel Rumakat—Pegiat Sosial Ambon, Kilaskota.com —Di tengah dinamika pengelolaan sumber daya alam di Maluku, isu Participating Interest (PI)...

Mimpi Besar Sagu SBT, Langkah Kecil di Lapangan

Mimpi Besar Sagu SBT, Langkah Kecil di Lapangan

by Redaksi
Kamis, 14 Agustus 2025
0

Penulis: Fadel Rumakat, Spi SBT, Kilaskota.com —Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) menyimpan salah satu kekayaan alam yang kerap luput dari...

Kapan Maluku dan Maluku Utara Merdeka?

Wagub Maluku dalam Merasionalisasi SOPI (SOK PINTAR)

by Redaksi
Minggu, 27 Juli 2025
0

Penulis: Fadel Rumakat—Pegiat Sosial. Ambon, Kilaskota.com —Ditengah upaya besar pemerintah pusat dan daerah memberantas kemiskinan, meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM),...

Seram Bagian Timur: Jantung Hutan Sagu Kawasan Timur Indonesia

Seram Bagian Timur: Jantung Hutan Sagu Kawasan Timur Indonesia

by Redaksi
Senin, 14 Juli 2025
0

Penulis: Fadel Rumakat Fungsionaris DPD KNPI Maluku Ambon, Kilaskota.com —Ditengah riuhnya wacana industrialisasi dan proyek strategis nasional, satu kekayaan hayati yang...

Next Post
Kehadiran OPD Memberi Apresiasi Tak Perlu Dibesar-besarkan

Kehadiran OPD Memberi Apresiasi Tak Perlu Dibesar-besarkan

Discussion about this post

POPULAR NEWS

Diberhentikan Dari Jabatan, Ini Tanggapan Kadis PMD SBT

Diberhentikan Dari Jabatan, Ini Tanggapan Kadis PMD SBT

Selasa, 10 Juni 2025
Penjabat Desa Karay Diduga Masuk Tempat Hiburan Malam

Penjabat Desa Karay Diduga Masuk Tempat Hiburan Malam

Minggu, 22 Juni 2025
Turunkan Tim Pemeriksa, Ini Pesan Kepala Inspektorat SBT

Turunkan Tim Pemeriksa, Ini Pesan Kepala Inspektorat SBT

Sabtu, 19 April 2025
Ponakan Jadi Kabid, Wagub Maluku Asbun

Ponakan Jadi Kabid, Wagub Maluku Asbun

Rabu, 3 September 2025
Penataan Aset Daerah, Ini Kata Bupati SBT

Ganti Jabatan Plt Termasuk Sekda SBT

Selasa, 11 Maret 2025

EDITOR'S PICK

DPRD SBT Gelar Paripurna Penandatanganan KUA PPAS Tahun Anggaran 2025

DPRD SBT Gelar Paripurna Penandatanganan KUA PPAS Tahun Anggaran 2025

Jumat, 27 Desember 2024
Erosi Demokrasi

Anggaran Revisi RTRW Kabupaten SBT Terus Dipertanyakan

Sabtu, 15 Februari 2025
Pemda SBT Himbau Masyarakat Jaga Kondisi Keamanan Dan Ketertiban

Pemda SBT Himbau Masyarakat Jaga Kondisi Keamanan Dan Ketertiban

Sabtu, 5 April 2025
Kadis, Bersihkan Sampah Demi Kenyamanan Pengunjung

Kadis, Bersihkan Sampah Demi Kenyamanan Pengunjung

Minggu, 6 April 2025
Kilaskota.com

© 2024 Menebar Informasi Terpercaya dan Terkini

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

No Result
View All Result
  • Nasional
  • Daerah
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Ekonomi
  • Peristiwa
  • Hukrim
  • Olahraga
  • Wisata

© 2024 Menebar Informasi Terpercaya dan Terkini