Ambon, Kilaskota.com —Para pekerja proyek pembangunan Bendungan dan Irigasi Bubi, Kecamatan Bula Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), tahun 2017-2020, ternyata sudah dua kali mangkir dari panggilan Penyidik Subdirektorat III Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus).
Kuasa Hukum LSM Nanaku dan Rumah Muda Anti Korupsi (RUMMI), Muhamad Gurium, sangat menyayangkan ketidakhadiran para saksi tersebut. Padahal, pihaknya berharap mereka bisa memberikan keterangan penting terkait proyek yang berlokasi di Kecamatan Bula Barat, Kabupaten SBT sehingga memudahakan proses penyelidikan.
“Mereka sudah dua kali dipanggil, tapi tidak datang ke Markas Krimsus,” Ujar Gurium
LSM Nanaku dan Rumah Muda Anti Korupsi, kata Gurium, berjanji akan terus mengawal laporan polisi perkara dugaan korupsi pada proyek milik Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku itu hingga ada kejelasan hukum. Karena proyek tersebut dinilai sangat merugikan negara dan masyarakat (petani).
“Kami akan terus kawal. Kasus ini sudah kami laporkan dan harus dituntaskan,” Kata Gurium.
Untuk diketahui, kepala BWS Maluku dan Bos PT. Gunakarya Basuki KSO resmi dilaporkan atas dugaan korupsi proyek pembangunan daerah Irigasi Bubi dengan nilai kontrak sebesar Rp226.904.174.000, ke Ditreskrimsus pada Senin, 17 Maret 2025.
Laporan terhadap Kepala BWS Maluku dan Bos PT. Gunakarya Basuki KSO dlayangkan Koordinator Lembaga Nanaku Maluku, Usman Bugis, dan Ketua LSM Rumah Muda Anti Korupsi, Fadel Rumakat, dengan melalui kuasa Muhammad Gurium hukum selaku kuasa hukum mereka.(KK-01)
Discussion about this post