Ambon, Kilaskota.com —Pernyataan Wakil Gubernur Maluku, Vanath, yang menyebut pola konsumsi masyarakat Muslim saat bulan Ramadan berpotensi memicu inflasi, merupakan fakta yang tidak bisa dipungkiri. Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris wilayah SEMMI (Serikat Mahasiswa Muslim Indonesia) Maluku Sabandarlisa Kelilauw pada, Minggu (09/3/2025) Via WhatsAppnya.
Statemen Wakil Gubernur Maluku, Abdullah Vanath telah memicu beragam tanggapan miring dari beragam kalangan, namun menurut Lisa pandangan tersebut harus dipahami dengan kepala dingin karena tidak mengandur unsur penghinaan, namun hal itu berkaitan dengan teori inflasi karena daya beli (konsumsi) Masyarakat yang semakin tinggi.
“Pernyataannya Wagub menyoroti kebiasaan konsumsi yang meningkat selama Ramadan dapat berdampak pada perekonomian, khususnya dalam hal inflasi. ini merupakan analisis ekonomi yang berbasis pada pola konsumsi masyarakat, bukan bentuk pelecehan, jadi harus dipahami,” Ucap Lisa
Sementara untuk pemantauan terhadap 11 Kabupaten/kota dalam menjaga stabilitas ekonomi merupakan hal yang wajar dan wajib, hal ini bertujuan untuk menjaga dan mengelola ketersediaan bahan pokok selama Ramadhan.
“Langkah gubernur yang meminta pemantauan di 11 kabupaten/kota menunjukkan perhatian pemerintah terhadap kestabilan ekonomi daerah. Pernyataan tersebut bertujuan untuk mengingatkan masyarakat dan pemerintah Daerah agar lebih bijak dalam mengelola konsumsi dan ketersediaan bahan pokok,” Kata Lisa
Untuk itu, Lisa menghimbau kepada seluruh masyarakat Maluku agar berpikir positif, karena yang disampaikan itu itu hal wajar sehingga tidak perlu digiring sampai pada tingkat penghinaan atau ujaran kebencian.
“Ini menjaga kestabilan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, sehingga tidak perlu digoreng lah. Cukup baca teori inflasi maka bisa dipahami,” Tutup Lisa.(KK-01),
Discussion about this post